Pages

Komunitas Kreatif

Selasa, 30 November 2010
Beberapa minggu yang lalu saya diundang oleh Bintaro Club untuk menghadiri Seminar yang bertajuk "Kebangkitan business on line" .

Seminar ini diadakan di Titan Centre , Bintaro Sektor IX dan dimulai sekitar jam 15.003
3 Pembicara yang sangat kompeten adalah :

Shinta, CEO dari Plaza.com. Ibu Shinta menjabarkan perjalanan karier yang dimulai dengan visi yang sangat maju mengenai business internet dimana orang Indonesia saat itu belum mengenalnya. Memang business yang dilakukannya tidak berhasil karena orang belum siap dan mengenal. Beliau kemudian mulai business dengan e-commerce . Apakah potensi dari e-commerze ? Dijelaskan international world wide and purching on line 51%. Walaupun potensi cukup besar tetap saja ada kendala atau problem yang dihadapi yaitu TRUST dan penyalahan kartu kredit, dan logistik.

Andrew, salah seorang founder dari Kaskus. Menyajikan presentasi dengan santai . History bagaimana Kaskus berdiri. Dari mulai mewrite berita CNN, lambat laun berubah atau bertransformasi menjadi Forum Diskusi. Peserta atau komunitas dengan tujuan/visi/misi yang sama berkumpul dalam dunia maya.
Kaskus sangat digemari oleh pengunjungnya untuk konten rubrik Jual Beli dan Lounge.

Pembicara terakhir adalah Yudhi S, Team Leader Creativity British Council. Panjang lebar menceritakan bagaimana ide kota kreatif berasal, kenapa harus ada kota kreatif. Katakan jika Kota Satelit Bintaro ini hanya diisi oleh para pensiunan dan bukan orang yang kreatif, apa jadinya. Berangkat dari sini, beliau ingin membuat gerakan untuk menumbuhkan kota kreatif (creative city).

Bintaro dapat menjadi Kota Kreatif (Creative City) yang mencakup beberapa aspek:
  • Creative Industry
  • Creative Citizen
  • Creative Ecosystem
  • Creative Vision
Read more ...

Berpikir Kreatif pada Anak Usia Dini

Senin, 29 November 2010


I. Pendahuluan
Pada dasarnya, semua anak kreatif, orang tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Di dalam pendidikan anak usia dini, orang tua dan guru bukanlah pengajar. Orang tua dan guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak.

Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya.

II. Masalah-masalah yang Terjadi dalam Proses Menuangkan Pikiran

Otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan.

Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari. Sayangnya, sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk memilih keterampilan-keterampilan “otak kiri” yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dari pada seni, musik, dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif.

Sebenarnya, anak-anak dapat menuangkan pikiran dengan caranya masing-masing. Proses menuangkan pikiran menjadi tidak beraturan atau malah tersendat ketika anak-anak terjebak dalam model menuangkan pikiran yang kurang efektif sehingga kreativitas tidak muncul. Model dikte dan mencatat semua yang didiktekan pendidik, mendengar ceramah dan mengingat isinya, menghafal kata-kata penting dan artinya terjadi dalam proses belajar dan mengajar di sekolah atau di mana saja menjadi kurang efektif ketika tidak didukung oleh kreativitas pendidik atau anak itu sendiri. Masalah-masalah lain muncul ketika anak berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun ingatannya belum teratur. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk membantu otak berpikir secara teratur.

III. Menggunakan Peta Pikiran untuk Keluar dari Masalah

Sistem berpikir secara teratur sebenarnya sudah mulai dikembangkan para ahli Yunani. Sistem ingatan yang dikembangkan oleh orang-orang Yunani yang memungkinkan mereka untuk mengingat kembali ratusan dan ribuan fakta dengan sempurna. Sistem ingatan dari Yunani ini berdasarkan Imajinasi dan Asosiasi. Berdasarkan kekuatan Imajinasi dan Asosiasi ini, Toni Buzan menemukan suatu alat berpikir yang berdasarkan cara kerja alamiah otak, alat yang sederhana, yang benar-benar mencerminkan kreativitas dan kecemerlangan alamiah dalam proses berpikir, yaitu dengan peta pikiran (mind map®).

Peta pikiran adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif. Peta pikiran merupakan alat yang membantu otak berpikir secara teratur. Semua peta pikiran mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Secara harfiah peta pikiran akan “memetakan” pikiran-pikiran.

Untuk mengajak anak membuat peta pikiran, diperlukan beberapa hal, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena atau spidol berwarna, otak dan imajinasi. Tujuh langkah dalam membuat Peta pikiran : (1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya di letakkan mendatar, (2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena gambar melambangkan topik utama (3) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar sehingga peta pikiran lebih hidup, (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya, (5) buatlah garis hubung yang melengkung , (6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis, (7) Gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu kata.

Kegiatan membuat peta pikiran dapat dimulai dengan pertanyaan, misalnya tema binatang “Kalau kamu mendengar kata binatang apa yang terlintas di pikiranmu?” Biarkan anak menggambar atau menuliskan apa yang menjadi imajinasinya. Tidak ada jawaban atau pendapat anak yang salah, karena semua pendapat adalah benar. Ini akan terlihat dari cabang yang akan mereka buat yang memperinci pendapat sebelumnya.

Bahasa gambar adalah cara penyampaian informasi dengan menggunakan gambar. Bahasa gambar digunakan pada peta pikiran karena otak memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya anak akan lebih mengingat informasi jika menggunakan gambar untuk menyajikannya. Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, peta pikiran lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna.

Para jenius kreatif menggunakan bahasa gambar untuk menyusun, mengembangkan, dan mengingat pikiran mereka. Sebagai contoh, Leonardo da Vinci. Leonardo menggunakan gambar, diagram, simbol, dan ilustrasi sebagai cara termurni untuk menangkap pikiran-pikiran yang bermunculan di otaknya dan mencurahkannya di kertas. Baginya, bahasa kata-kata berada di tempat kedua sesudah bahasa gambar dan digunakan untuk memberi label, menunjukkan atau menjelaskan pikiran dan penemuan kreatifnya. Gambar-gambar membantu Leonardo menjelajah pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal, permesinan, akuanautik, dan biologi. Contoh lain adalah Richard Feynman, fisikawan pemenang Hadiah Nobel, ketika masih muda menyadari bahwa imajinasi dan visualisasi adalah bagian terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan begitu ia memainkan permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar. Ia menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual dan diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram Feynman yang sekarang terkenal itu – representasi gambar dari interaksi partikel, yang sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk membantu mereka memahami, mengingat, dan menciptakan ide-ide dalam realisme fisika dan ilmu umum.

Ada angapan bahwa proses berpikir diatur dalam prinsip matematis penambahan sederhana, dimana setiap kali menambah satu data tunggal baru atau pikiran baru ke dalam otak, berarti hanya akan menambah satu bahan ke gudang penyimpanan. Kenyataannya tidaklah demikian; sebenarnya, otak bekerja secara sinergis. Di dalam sebuah sistem sinergis, keseluruhan adalah lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Dengan peta pikiran, menjadikan anak memiliki perpustakaan raksasa, berisi sejumlah informasi tentang segala hal yang ingin anak ketahui. Di dalam perpustakaan raksasa ini, informasi diarsipkan dalam susunan yang sempurna.

Dalam segala hal peta pikiran dapat diguanakan. Ajak anak membuat peta pikiran setiap saat. Seperti dalam bukunya, “Mind map untuk anak” Tony Buzan mengajak untuk menggunakan peta pikiran di setiap kesempatan. Misalnya membuat peta pikiran tentang “Aku”. Dengan mengajak anak mengenal dirinya sendiri, gambar dirinya, kegiatan yang dilakukannya, kesukaannya, kesayangannya, orang terdekatnya, cita-cita, khayalannya, binatang peliharaan atau lainnya. Contoh lainnya yaitu mengajak anak membuat peta pikiran untuk merencanakan liburan. Menentukan kapan waktu pelaksanaannya, tempat, siapa yang ikut, transportasi yang digunakan, akomodasi yang perlu disiapkan, barang yang akan dibawa, dokumentasi, dan seterusnya menggunakan gambar dan kata-kata kunci. Peta pikiran juga dapat dibuat misalnya untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, mengajak anak membuat cerita, membuat surat, atau mencari tahu kado yang tepat diberikan kepada ayah atau ibu di hari ulang tahun mereka .

IV. Manfaat Peta Pikiran

Peta pikiran memberikan banyak manfaat. Peta pikiran, memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada. Keuntungan lain yaitu mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat.

Untuk anak-anak, peta pikiran memiliki manfaat, yaitu : membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas.



Sumber: Senang Bisa Menjadi Bintang
Read more ...

Menjadi Kreatif

Senin, 29 November 2010



Seorang menjadi kreatif? Jika dia mau berusaha terus dan tidak hanya berpangku atas apa yang saat ini dimiliki. Dunia kita sekarang terus berubah dan terus berevolusi. Ada yang baru dan yang lama akan ditinggalkan. Belajar dari evolusi tentu sangat membantu kita untuk menjadi kreatif.

Seorang pembantu pun bisa menjadi lebih kreatif jika dia menggunakan daya imaginasinya. Ketika merapi meletus, abu vulkanik yang menutupi seluruh kota Muntilan. Juga listrik mati karena box listrik kena debu abu vulkanik dan meledak. Tanpa listrik, tentu air pun tidak mengalir karena biasanya air disedot oleh pompa air. Nach apa yang terjadi? Pembantu saya cari akal untuk tetap mempunyai air dengan menggunakan sumur. Beruntung tutup air sumur masih berfungsi sehingga air sumur tidak kena debu . Tetapi kesulitannya adalah menimba air karena sudah lama timba air tidak dipakai dan sudah berkarat. Berpikir dalam kondisi yang sangat kritis karena tidak dapat keluar membeli alat2 apa pun, jadi harus memakai alat yang ada dengan cerdik. Lalu ember yang kecil diikat oleh tali yang cukup kuat dan dibuat timba. Walaupun sangat sulit mendapatkan air dan tangan jadi luka luka karena tali yang dipakai memang bukan untuk menimba, paling tidak masih ada harapan untuk mendapatkan sedikit air. Saya pikir benar juga apa yang dilakukan oleh pembantu. Jika tidak, sedikitpun air tidak diperoleh. Sebenarnya dia sudah menelpon adiknya untuk membawakan timba sumur dari tetangganya yang sudah tidak terpakai tetapi adiknya tidak dapat ke luar rumah karena kondisi kota Muntilan memang sangat pekat dengan abu vulkanik dan tidak ada kendaraan umum sama sekali , naik motor pun tidak mungkin.

Kesimpulan dari menjadi kreatif adalah :
1. Usaha dari pemikiran untuk mendapatkan ide sesederhana apa pun
2. Mengumpulkan ide itu dan mengimplementasikan
3. Sangat beruntung jika setelah diimplemtasikan dapat dijual
4. Jika tidak dapat dijual pun sangat berguna buat kehidupan sehari hari
Read more ...